Berdiri Menyambut Seseorang yang Datang

16.22

Merupakan suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan sebahagian dari kita, yaitu apabila seorang kawan, saudara, atau siapapun itu, baik yang kita kenal atau tidak menghampiri kita sedangkan kita dalam keadaan duduk, kita menyambutnya dengan berdiri.
Kita beranggapan bahwa hal ini merupakan suatu adab dalam menyambut seseorang tersebut. Yang apabila kita tidak berdiri untuk menyambutnya serta menyalaminya, seakan akan kita termasuk orang yang kurang dalam hal sopan santun.
Apakah anggapan seperti ini benar ?

Ikhwati fillah a'azzaniyallahu wa iyyakum...

Bukan suatu keharusan berdiri untuk setiap orang yang datang menghampiri kita. Ulama merincikan masalah ini sebagai berikut :
● Apabila berdiri untuk seseorang yang datang disebabkan oleh alasan alasan tertentu seperti menyambutnya dari safar, menyambutnya karna lamanya tidak bersua atau berdiri menghormatinya dikarenakan oleh usianya yg lebih tua dari kita dan lain lain, maka yang demikian itu termasuk hal yang diperbolehkan bahkan dianjurkan.

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Bani Quraizhah ketika melihat Sa'ad bin Mu'adz datang ;
قوموا إلى سيدكم
"Berdirilah menuju pemimpin kalian!" [1].

Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhu juga berdiri dan beranjak dari hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu datang setelah Allah menerima taubatnya, hal itu dilakukan Thalhah untuk menyalaminya dan mengucapkan selamat kepadanya, kemudian duduk kembali (Peristiwa ini disaksikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak mengingkarinya) [2].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi Fathimah Rodiyallahu 'anha, Fathimah berdiri untuk menyambut dan mendudukan beliau. Dan apabila ia pergi mendatangi Nabi, Nabi shallahu 'alaihi wa sallam juga berdiri menyambutnya kemudian mendudukinya [3].

● Adapun berdiri untuk seseorang setiap kali ia datang atau masuk tanpa maksud dan alasan menyambut atau menyalaminya , akan tetapi hanya sekedar menghormati. Sikap seperti ini merupakan hal yang makruh.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwasannya ia berkata:

لَمْ يَكُنْ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم – وَكَانُوْا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ يَقُوْمُوْا لَهُ, لِمَا يَعْلَمُوْنَ مِنْ كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِكَ

“ Tidak ada orang yang lebih dicintai oleh para sahabat selain Nabi shallallahu alaihi wasallam dan (walaupun demikian) apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri (untuk menghormati), karena mereka mengetahui beliau membenci hal itu.” [4].

Akan tetapi apabila seseorang yang datang tersebut menginginkan agar orang-orang yang ia datangi berdiri untuk menyambutnya maka hal ini sangat dilarang bahkan diharamkan.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Mu’awiyah Rodiyallahu ‘anhu ,

" من سره أن يمثل له الرجال قياما فليتبوأ مقعده من النار "

 “Barangsiapa yang suka seseorang berdiri untuknya, maka persiapkanlah tempat duduknya di neraka” [5].

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Hafizahullah berkata ;
“Dipahami dari dua hadist ini bahwa seorang muslim yang suka dihormati oleh manusia dengan berdiri ketika memasuki suatu majelis mendapat ancaman masuk neraka, dan para sahabat radhiallohu 'anhum sangat mencintai Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi jika mereka melihat Rasulolloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang, mereka tidak berdiri menghormati beliau, karena mereka mengetahui kebencian rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam terhadap berdiri untuk menghormatinya”
(Minhaj firqotun najiah wa thoifatul manshuroh hal 127, Darul Haromain)

Beberapa perkataan Ulama’ tentang hal ini :
o   Imam Al- Baghowi Rahimahullah di dalam [ Syarhus sunnah : 12/ 295 ] setelah menyebutkan hadits Mu’awiyah diatas ia berkata : “Ancaman ini bagi siapa yang memintanya karna takabbur atau sombong. Adapun berdiri dengan niat menghormati maka ini tidaklah sesuatu yang makruh, sebagaimana Rasul shollahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada Bani Quraizhoh tatkala Sa’ad bin Mu’adz datang kepada mereka : { berdirilah menuju tuan kalian }.”

o   Imam Nawawi di dalam [ Syarh Shohih Muslim : 4/ 383 ] cetakan As- sya’bu, beliau berkata :

“ Sabda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam : " Berdirilah menuju pemimpin kalian !", di dalamnya terdapat anjuran memuliakan dan menghormati orang- orang sholeh dan menyambut mereka dengan berdiri apabila mereka datang. Beginilah para Jumhur Ulama berhujjah atas anjuran berdiri menyambut kedatangan seseorang. Al- Qhodi berkata: yang demikian ini bukanlah berdiri yang dilarang. Adapun berdiri yang dilarang itu adalah berdiri untuk seseorang, sedangkan orang tersebut dalam keadaan duduk.”
o   Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah pernah ditanya sebagaimana termaktub dalam [ Majmu’ Fatawa: 1/ 374 ]:

“ Tentang bangkit dan berdiri yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang dengan alasan menghormati atau memuliakan seseorang yang dikenal apabila ia datang, apakah boleh atau tidak ?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: Bukanlah termasuk kebiasaan para salaf di zaman Nabi-shallallahu alaihi wasallam dan para Khulafa’u Rasyidin apabila melihat Nabi mereka berdiri, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang di zaman ini, bahkan Anas bin Malik mengatakan:

لَمْ يَكُنْ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم – وَكَانُوْا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ يَقُوْمُوْا لَهُ, لِمَا يَعْلَمُوْنَ مِنْ كَرَاهِيَتِهِ
 لِذَلِكَ.

“Tidak ada orang yang lebih dicintai oleh para sahabat selain Nabi shallallahu alaihi wasallam dan (walaupun demikian) apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri (untuk menghormati), karena mereka mengetahui beliau membenci hal itu.”

Beliau menambahkan lagi: “ Yang harus dilakukan oleh orang-orang adalah membiasakan diri untuk mengikuti para salafus shalih (baca: sahabat) pada zaman Rasulullah, karena mereka adalah generasi terbaik, dan sebaik-baik perkataan adalah firman Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah, maka janganlah sekali-kali seseorang itu keluar dari petunjuk makhluk terbaik (baca:Rasulullah), serta petunjuk para sahabat dan menggantinya dengan petunjuk yang lain, dan yang harus dilakukan oleh orang-orang yang dita’ati untuk tidak membiarkan hal itu dilakukan terhadapnya, supaya mereka tidak berdiri ketika melihatnya, namun adapun berdiri untuk menyambut seseorang yang baru datang dari safar dan yang sejenisnya maka ini tidak mengapa.Wallohu A’lam.”

Inilah beberapa perkataan ulama tentang berdiri untuk menyambut seseorang yang datang.

catatan:
Termasuk berdiri yang dilarang adalah berdiri untuk menghormati iringan jenazah yang lewat.
Dari Amir bin Rabi’ah dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian melihat iringan jenazah maka berdirilah untuk menghormatinya sampai ia lewat atau diletakkan [6].
Akan tetapi perintah ini sudah dihapus hukumnya. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib dia berkata: “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dahulu berdiri untuk menghormati jenazah, kemudian beliau duduk [tidak berdiri untuk menghormati lagi].” [7].


Foote Note :
[1]. Hadits riwayat Bukhori (3043) dan Muslim (1768).
[2]. Hadits riwayat Bukhori (4418) dan Muslim (2769).
[3]. Hadits riwayat Bukhori dalam Al-adab Al-Mufrod (947).
[4]. Silahkan lihat, diantaranya Al-adab Al-Mufrod (946) dan Tirmidzi (754).
[5]. Hadits riwayat Bukhori dalam Al-adab Al-Mufrod (977), Abu Dawud (5229), Tirmidzi    (2755) dll.
[6]. Hadits riwayat Muslim (958).
[7]. Hadits riwayat Muslim (962).

Wallahu ta'ala a'lam .




Referensi :

·         Faidah dari kajian Tafsir Juz ‘Amma karangan Syekh ‘Ala’ ibnu Muhammad Al- Buhiy ( salah satu murid Syekh Musthofa Al- ‘adawy ) Hafidzhohumallah.
·         Buku tafsir karangan Syekh kami Musthofa Al- ‘adawy yang dinamakan At- tashil li Takwilit Tanziil.






Minyat Samannud , Mesir.
Senin, 4 Jumadal Ula 1436 H

Share this

Related Posts

First